Viral seorang siswi SMP dikeoroyok 12 siswi SMA di Pontianak. Muncul tagar #JusticeForAudrey di Twitter hingga petisi online. (kolase Twitter/IST)
Tagar #JusticeForAudrey menjadi trending topic di media sosial. Tagar ini menyorot kasus AU (Audrey), siswi SMP yang menjadi korban pengeroyokan oleh 12 siswi SMA. Masalah ini bermula dari adu sindir terkait hubungan antara salah satu pelaku dengan kakak korban. Kejadian ini berlangsung akhir Maret, tapi korban sempat bungkam karena mendapat ancaman dari pelaku. Saat ini, korban dirawat intensif akibat trauma fisik dan psikologis. Kasus ini menjadi pusat perhatian hingga menarik simpati yang diwujudkan dalam tagar #JusticeforAudrey
Kronologi Kejadian Pengeroyokan Terhadap AU
Kasus ini berlangsung akhir Maret, tapi korban diancam pelaku akan diperlakukan lebih parah lagi jika bersuara. Penganiayaan ini berawal karena saling sindir masalah cowok, hingga pelaku menjemput korban karena kesal. Audrey dianiaya oleh 12 orang, bahkan pelaku sampai membenturkan kepala korban ke aspal.
Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kalimantan Barat, Eka Nurhayati Ishak (tengah) memberikan keterangan kepada awak media dalam konferensi pers di kantor KPPAD Kalbar, Jalan Da Hadi, Pontianak, Senin (8/4/2019). Seorang siswi SMP menjadi korban pengeroyokan diduga 12 siswi SMA beberapa hari lalu di Pontianak.
Dari penelusuran kasus ini, ditemukan ada 12 pelaku, dengan tiga orang sebagai aktor utama dan dibantu oleh sembilan orang lainnya. Untuk fakta selengkapnya bisa dilihat di sini.
Kasus Penganiayaan Ini Dipolisikan
Unit Radiology, Rumah Sakit Mitra Medika, Pontianak, Senin (8/4/2019). Seorang siswi SMP disalah satu sekolah di Pontianak sempat diperiksa di Unit Radiology,RS Mitra Medika,karena menjadi korban pengeroyokan diduga 12 siswi SMA di Pontianak beberapa hari lalu.
Meski sempat diam karena diancam, akhirnya kasus penganiayaan ini dibawa ke pihak berwajib. Menurut Kanit PPA Polresta Pontianak, Iptu Inayatun Nurhasanah, pihaknya baru saja mendapat limpahan kasus ini dan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Hasil Temuan Polisi, Tidak Ada Tanda Penganiayaan di Alat Vital Korban
Mencuat dugaan, pengeroyokan yang dilakukan siswi SMA di Pontianak dan terjadi akhir Maret 2019 lalu itu, dipicu masalah asmara korban, dengan seorang cowok.
Dari kabar yang beredar di media sosial, korban juga dianiaya di alat vitalnya. Hingga saat ini, polisi masih mendalami rekam medis korban untuk penyelidikan lebih lanjut, mengingat korban tidak langsung mendapat perawatan setelah dianiaya. Selain itu, polisi juga menyebut keterangan korban yang mengatakan ada tiga orang pelaku, sehingga masih butuh penyelidikan lebih lanjut.
Yang menjadi pertanyaan, apa yang akan terjadi pada pelaku karena masih di bawah umur? Menurut Masruchah, komisioner Komnas Perempuan, penganiayaan, kekerasan, dan bully terkait isu percintaan diatur dalam Kemendikbud No. 82 th 2015, sehingga dibutuhkan pendekatan dan efek jera bagi pelaku. Untuk lebih memahami aturan hukum bagi pelaku tindak kekerasan yang masih di bawah umur, bisa dilihat di sini.
Banjir Dukungan di Media Sosial, #JusticeforAudrey Jadi Trending & Muncul Petisi
Ilustrasi bullying Foto: Pixabay
Kisah Audrey menyita perhatian warganet. Tagar #JusticeforAudrey menjadi trending topic berisi simpati bagi korban. Melalui tagar ini, warganet juga menuntut pelaku untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka, sekaligus berharap agar pihak berwajib menindaklanjuti kasus ini. Selengkapnya, bisa dibaca di sini.
Viral seorang siswi SMP dikeoroyok 12 siswi SMA di Pontianak. Muncul tagar #JusticeForAudrey di Twitter hingga petisi online. (kolase Twitter/IST)
Selain tagar, juga muncul petisi di Change.org yang sudah ditandatangani lebih dari 400 ribu orang. Petisi ini menyoroti pernyataan KPPAD yang berharap kasus ini berakhir damai demi masa depan pelaku dan agar korban mendapatkan keadlian. Selengkapnya, bisa dibaca di sini.
Mengapa Remaja Mudah Emosi dan Bertindak Bodoh? Ini Penjelasannya
Sering kita mendengar remaja yang emosional sehingga melakukan hal yang di luar nalar untuk mengatasi masalah yang sebenarnya sepele. Menurut penjelasan ahli, pilihan remaja bisa diambil dalam dua keadaan, yaitu dingin dan panas. Kondisi dingin merujuk pada keadaan emosi yang stabil sehingga bisa mengambil keputusan bijak. Namun, kadang remaja juga berada dalam kondisi marah sehingga akan mengambil keputusan didorong oleh emosi, seperti marah, kecewa, atau terlalu bahagia, sehingga cenderung nekat. Untuk lebih memahami kondisi ini, bisa dibaca di artikel ini.
Jangan Sampai Ada Audrey Berikutnya
Kasus ini bisa menjadi pelajaran agar tidak ada Audrey-Audrey berikutnya. Sebagai remaja, kita bisa menyalurkan emosi ke dalam hal positif, dan belajar mengelola emosi sehingga bisa mencari jalan tengah saat menghadapi emosi. Selain itu, juga dibutuhkan efek jera agar tidak ditiru oleh orang lain.
Tindakan yang bisa kita lakukan agar tidak muncul Audrey selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar