Sejak dulu kita sudah tahu bahwa menilai hanya dari penampilan sebenarnya merampas kesempatan kita mengenal pribadi seseorang yang sebenarnya. Dan tentu tak dapat dipungkiri, saat bertemu orang lain hal utama yang dapat kita lakukan untuk mengenal mereka adalah dengan melihat penampilan mereka. Kebiasaan seperti ini mungkin kerap kali kita lakukan. Kita yang katanya muda dan berfikir terbuka, menilai orang hanya dengan sekilas pandang.
Sebagaimana dengan yang dialami oleh gadis cantik pegawai hotel ini, dia harus membayar mahal atas tanggapan negatifnya ke orang lain, hanya karena dia salah menilai seseorang dari penampilannya. Bagimana kisah selengkapnya? Mari kita simak ulasan kisah berikut.
Kisah nyata yang terjadi pada seorang wanita yang bernama Lili. Lili adalah seorang pelayan di hotel dan memiliki posisinya tinggi dengan gaji cukup besar Bahkan diantara teman-temannya, Lili memiliki gaji sekitar 2-3 kali teman-temannya. Tidak hanya itu, angka yang ada ini hanyalah gaji pokok, belum termasuk insentive yang biasa diberikan oleh para tamu. Lili memang terkenal cantik, memiliki postur tubuh yang baik, dan pintar. Tapi sayangnya dia tidak begitu disukai oleh teman-temannya karena kesombongannya.
Hingga tiap kali dia keluar dengan teman-temannya kerap kali dia berbangga dengan pekerjaannya, tidak jarang pula dia di tegur oleh teman-temannya, kerena kesombongannya itu. Teman-temannya sering sekali menegur dengan kalimat “Lili jangan terlalu sombong ingatlah di atas langit masih ada langit.
Referensi pihak ketiga
Dan hingga suatu hari kemudian, saat itu Lili sedang bekerja, datanglah seorang petani tua dengan baju yang sederhana sambil berkeringat ke dalam hotel, masuk ke restoran hotel dan duduk disana. Lili yang melihat ini langsung mendekatinya sambil berpikir. "Orang ini tua, bajunya kumuh, pasti dari desa!". ia lalu menghampiri meja tempat si kakek duduk dan bertanya, "Kakek, anda pasti datang untuk makan bukan?" Kakek itu kemudian hanya mengangguk.
"Apa yang ingin anda pesan?" tanya Lili
"Air putih dulu aja."
"Maaf, restoran kami ini tidak ada air putih, hanya ada bir dan minuman lain."
"Restoran ini nggak ada air putih?" dengan tatapan bingung kakek ini memandang Lili.
"Saya nggak biasa minum minuman lain. Saya nggak pesan dulu deh." Kata kakek ini lagi.
"Jadi anda ini mau makan nggak? Kalau nggak mau makan, jangan duduk aja disini. Nanti anda mengganggu orang lain dan memakan tempat di sini!"
Kakek tua ini kemudian berkata sambil tertawa, "Hai anak muda, memang benar orang-orang yang datang ke hotel untuk makan."
Kalau gitu anda pesanlah makanan. Kalau tidak anda anda sebaiknya segera beranjak dari tempat duduk anda karena anda sedang mengambil jatah tempat duduk orang lain.
Sebenarnya, waktu itu pengunjung tidak banyak dan masih banyak tempat kosong,
namun Lili berkata seperti itu karena dia tidak suka dengan kehadiran orang tua ini.
"Baiklah-baiklah. Sini saya pesan makanan."
Sesaat kemudian, terdengar bunyi keras "Prakkkk! Lili menghempaskan buku menu makanan ke hadapan sang kakek.
Tidak lama kemudian salah seorang pelayan yang lain datang dengan membawa air putih, dia berkata, "Eh Lili, ternyata kamu disini!
"Tuan, maaf, saya bawakan air, silahkan tuan duduk dan lihat menu kami pelan- pelan."
"Gimana tuan? Apakah anda sudah mau memutuskan?
Atau anda tidak bisa membeli apapun? Kalau anda tidak bisa bayar, harap jangan habiskan waktu kami disini." Orang tua itu tertawa, kemudian berdiri, dan berkata, "Anak muda, buku yang baik tidak bisa dinilai dari sampulnya. Kalau memang jodoh, 2 orang pasti akan bertemu lagi." Kakek ini kemudian berjalan pergi.
"Ya ya baiklah terima kasih atas kata-kata bijakmu. Saya tidak tertarik." kata Lili
"Udah miskin, lusuh, tua, masih mau datang kesini untuk makan, kamu nggak akan sanggup bayar apa-apa disini. Gumam Lili
Tidak lama kemudian pelayan yang tadi membawakan air datang dan berkata, "Tuan, terima kasih atas kunjungan anda. Hati-hati di jalan. Lili, sudahlah. Orangnya juga sudah pergi..."
Gadis yang bernama Yaya ini kemudian membereskan segala sesuatunya dan kembali ke dapur. Yaya ini adalah seseorang yang berasal dari sebuah desa miskin dan berusaha keras untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak. Dia terkenal sebagai pelayan yang sangat ramah dan sangat baik hati terhadap setiap pelanggan.
Beberapa hari kemudian, datanglah segerombolan orang dengan mobil mewah di depan hotel.. Begitu sang direktur sampai di pintu, semua manager berteriak, "Salam, Bapak direktur! Terima kasih untuk kehadiran anda!
Setelah semua orang berkumpul, manager meminta Tuan Li untuk menyampaikan kata sambutan. Saat Tuan Li berjalan ke tengah setiap pegawai, Lili yang saat itu juga ada disana kaget setengah mati."Kenapa bisa dia? Dia kakek miskin yang waktu itu aku usir!"
Tuan Li berkata, "Dulu waktu aku pertama kali wirausaha, saya mulai dari penginapan kecil. Setelah penginapan saya semakin besar, Akhirnya setelah waktu panjang berhasil membangun hotel ini tidak ada yang mustahil. Kita semua satu keluarga di tempat ini, kalau ada apa-apa jangan malu-malu untuk meminta bantuan. Saya juga memohon kerjasama kalian. Terima kasih.
Dia kemudian berkata, "Saya juga sudah tidak muda lagi. Mungkin perlu asisten pribadi untuk membantu saya dalam kehidupan sehari-hari. Manager , apakah kamu mau menyarankan seseorang untuk jadi asisten pribadi saya?" Manager kemudian berkata, "Satu kehormatan yang sangat besar. Mungkin saya bisa menyarankan..." Katanya sambil menunjuk Lili.
Tapi tanpa mengedipkan mata dan tanpa mempedulikan perkataan manager , Tuan Li kemudian buang muka, melihat ke arah Yaya. Dan menanyakan namanya.
“Yaya dengan sopan menyebutkan namanya
"Baiklah anak muda, kamu yang akan jadi asisten pribadi saya."
"Terima kasih Pak Direktur!"
Yaya merasa semua ini mimpi. Dia tidak pernah menyangka kalau dia akan mendapat kehormatan seperti ini.
Tuan Li kemudian berkata lagi, "Yaya terlihat lelah, pak manager , biarkan dia
beristirahat selama beberapa minggu sebelum membantu saya. Kemudian untuk gadis kecil yang ada disana," Katanya sambil menunjuk Lili,
"Kamu juga terlihat sangat lelah, manager biarkan dia juga beristirahat. Carilah orang lain sampai kita membutuhkan dia lagi.
Sahabat Dari kisah nyata ini mengajarkan kepada kita bahwa kalau kita bekerja sebagai pelayan publik, janganlah pilih-pilih orang yang anda layani. Ketika kita sedang berinteraksi dengan orang lain, janganlah langsung menilainya tanpa tahu siapa dia sebenarnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para pembaca khususnya, jangan lupa klik like and share, salam inspirasi.
Sumber :
Sebagaimana dengan yang dialami oleh gadis cantik pegawai hotel ini, dia harus membayar mahal atas tanggapan negatifnya ke orang lain, hanya karena dia salah menilai seseorang dari penampilannya. Bagimana kisah selengkapnya? Mari kita simak ulasan kisah berikut.
Kisah nyata yang terjadi pada seorang wanita yang bernama Lili. Lili adalah seorang pelayan di hotel dan memiliki posisinya tinggi dengan gaji cukup besar Bahkan diantara teman-temannya, Lili memiliki gaji sekitar 2-3 kali teman-temannya. Tidak hanya itu, angka yang ada ini hanyalah gaji pokok, belum termasuk insentive yang biasa diberikan oleh para tamu. Lili memang terkenal cantik, memiliki postur tubuh yang baik, dan pintar. Tapi sayangnya dia tidak begitu disukai oleh teman-temannya karena kesombongannya.
Hingga tiap kali dia keluar dengan teman-temannya kerap kali dia berbangga dengan pekerjaannya, tidak jarang pula dia di tegur oleh teman-temannya, kerena kesombongannya itu. Teman-temannya sering sekali menegur dengan kalimat “Lili jangan terlalu sombong ingatlah di atas langit masih ada langit.
Referensi pihak ketiga
Dan hingga suatu hari kemudian, saat itu Lili sedang bekerja, datanglah seorang petani tua dengan baju yang sederhana sambil berkeringat ke dalam hotel, masuk ke restoran hotel dan duduk disana. Lili yang melihat ini langsung mendekatinya sambil berpikir. "Orang ini tua, bajunya kumuh, pasti dari desa!". ia lalu menghampiri meja tempat si kakek duduk dan bertanya, "Kakek, anda pasti datang untuk makan bukan?" Kakek itu kemudian hanya mengangguk.
"Apa yang ingin anda pesan?" tanya Lili
"Air putih dulu aja."
"Maaf, restoran kami ini tidak ada air putih, hanya ada bir dan minuman lain."
"Restoran ini nggak ada air putih?" dengan tatapan bingung kakek ini memandang Lili.
"Saya nggak biasa minum minuman lain. Saya nggak pesan dulu deh." Kata kakek ini lagi.
"Jadi anda ini mau makan nggak? Kalau nggak mau makan, jangan duduk aja disini. Nanti anda mengganggu orang lain dan memakan tempat di sini!"
Kakek tua ini kemudian berkata sambil tertawa, "Hai anak muda, memang benar orang-orang yang datang ke hotel untuk makan."
Kalau gitu anda pesanlah makanan. Kalau tidak anda anda sebaiknya segera beranjak dari tempat duduk anda karena anda sedang mengambil jatah tempat duduk orang lain.
Sebenarnya, waktu itu pengunjung tidak banyak dan masih banyak tempat kosong,
namun Lili berkata seperti itu karena dia tidak suka dengan kehadiran orang tua ini.
"Baiklah-baiklah. Sini saya pesan makanan."
Sesaat kemudian, terdengar bunyi keras "Prakkkk! Lili menghempaskan buku menu makanan ke hadapan sang kakek.
Tidak lama kemudian salah seorang pelayan yang lain datang dengan membawa air putih, dia berkata, "Eh Lili, ternyata kamu disini!
"Tuan, maaf, saya bawakan air, silahkan tuan duduk dan lihat menu kami pelan- pelan."
"Gimana tuan? Apakah anda sudah mau memutuskan?
Atau anda tidak bisa membeli apapun? Kalau anda tidak bisa bayar, harap jangan habiskan waktu kami disini." Orang tua itu tertawa, kemudian berdiri, dan berkata, "Anak muda, buku yang baik tidak bisa dinilai dari sampulnya. Kalau memang jodoh, 2 orang pasti akan bertemu lagi." Kakek ini kemudian berjalan pergi.
"Ya ya baiklah terima kasih atas kata-kata bijakmu. Saya tidak tertarik." kata Lili
"Udah miskin, lusuh, tua, masih mau datang kesini untuk makan, kamu nggak akan sanggup bayar apa-apa disini. Gumam Lili
Tidak lama kemudian pelayan yang tadi membawakan air datang dan berkata, "Tuan, terima kasih atas kunjungan anda. Hati-hati di jalan. Lili, sudahlah. Orangnya juga sudah pergi..."
Gadis yang bernama Yaya ini kemudian membereskan segala sesuatunya dan kembali ke dapur. Yaya ini adalah seseorang yang berasal dari sebuah desa miskin dan berusaha keras untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak. Dia terkenal sebagai pelayan yang sangat ramah dan sangat baik hati terhadap setiap pelanggan.
Beberapa hari kemudian, datanglah segerombolan orang dengan mobil mewah di depan hotel.. Begitu sang direktur sampai di pintu, semua manager berteriak, "Salam, Bapak direktur! Terima kasih untuk kehadiran anda!
Setelah semua orang berkumpul, manager meminta Tuan Li untuk menyampaikan kata sambutan. Saat Tuan Li berjalan ke tengah setiap pegawai, Lili yang saat itu juga ada disana kaget setengah mati."Kenapa bisa dia? Dia kakek miskin yang waktu itu aku usir!"
Tuan Li berkata, "Dulu waktu aku pertama kali wirausaha, saya mulai dari penginapan kecil. Setelah penginapan saya semakin besar, Akhirnya setelah waktu panjang berhasil membangun hotel ini tidak ada yang mustahil. Kita semua satu keluarga di tempat ini, kalau ada apa-apa jangan malu-malu untuk meminta bantuan. Saya juga memohon kerjasama kalian. Terima kasih.
Dia kemudian berkata, "Saya juga sudah tidak muda lagi. Mungkin perlu asisten pribadi untuk membantu saya dalam kehidupan sehari-hari. Manager , apakah kamu mau menyarankan seseorang untuk jadi asisten pribadi saya?" Manager kemudian berkata, "Satu kehormatan yang sangat besar. Mungkin saya bisa menyarankan..." Katanya sambil menunjuk Lili.
Tapi tanpa mengedipkan mata dan tanpa mempedulikan perkataan manager , Tuan Li kemudian buang muka, melihat ke arah Yaya. Dan menanyakan namanya.
“Yaya dengan sopan menyebutkan namanya
"Baiklah anak muda, kamu yang akan jadi asisten pribadi saya."
"Terima kasih Pak Direktur!"
Yaya merasa semua ini mimpi. Dia tidak pernah menyangka kalau dia akan mendapat kehormatan seperti ini.
Tuan Li kemudian berkata lagi, "Yaya terlihat lelah, pak manager , biarkan dia
beristirahat selama beberapa minggu sebelum membantu saya. Kemudian untuk gadis kecil yang ada disana," Katanya sambil menunjuk Lili,
"Kamu juga terlihat sangat lelah, manager biarkan dia juga beristirahat. Carilah orang lain sampai kita membutuhkan dia lagi.
Sahabat Dari kisah nyata ini mengajarkan kepada kita bahwa kalau kita bekerja sebagai pelayan publik, janganlah pilih-pilih orang yang anda layani. Ketika kita sedang berinteraksi dengan orang lain, janganlah langsung menilainya tanpa tahu siapa dia sebenarnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para pembaca khususnya, jangan lupa klik like and share, salam inspirasi.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar