SINDONEW.COM - KUALA LUMPUR - Polisi Diraja Malaysia pada hari Kamis (16/5/2019) mengumumkan penangkapan tiga tersangka anggota sel "wolf pack" atau "kawanan serigala" ISIS, yang salah satunya adalah warga negara Indonesia (WNI). Menurut polisi, ketiganya merencanakan serangan di Indonesia dan Malaysia.
WNI yang ditangkap tersebut bernama Nuruddin Alele alias Fatir Tir, 34. Dia ditangkap di Banting, Selangor, berdasarkan informasi publik.
Sedangkan dua tersangka lainnya lainnya adalah warga Malaysia bernama Muhammad Syazani Mahzan, 27, dan Muhamad Nuurul Amin Azizan, 27. Versi laporan media setempat, kedua warga Malaysia itu menyerahkan diri di Kuala Muda, Kedah. (Baca: Fatir Tir, 'Serigala' ISIS asal Indonesia yang Diburu Polisi Malaysia)
"Tersangka diyakini telah diradikalisasi setelah terpapar ajaran ISIS saat berada di penjara selama lima tahun di Surabaya, Indonesia," kata Inspektur Jenderal Polisi Abdul Hamid Bador dalam sebuah pernyataan, mengacu pada sosok Fatir Tir, seperti dikutip Reuters.
Empat anggota sel "kawanan serigala" ISIS lainnya sudah ditangkap lebih dulu pada hari Senin lalu atas dugaan merencanakan pembunuhan terhadap para pejabat VIP Malaysia dan serangan besar-besaran di sekitar Kuala Lumpur selama bulan suci Ramadhan. Serangan yang direncanakan itu sebagai pembalasan atas kematian petugas pemadam kebakaran Muhammad Adib Mohd Kassim dalam kerusuhan di sebuah kuil Hindu pada November 2018.
Muhammad Adib meninggal pada 17 Desember tahun lalu setelah dia terluka parah di tengah kerusuhan di Kuil Sri Maha Mariamman di Selangor.
Fatir Tir dan dua warga Malaysia yang kini ditahan telah diburu polisi Malaysia sejak Senin lalu. Menurut polisi, ketiganya berencana untuk membunuh para pejabat terkenal yang mereka tuduh tidak mendukung Islam.
"Kawanan serigala" ISIS itu juga berencana menyerang tempat-tempat ibadah Kristen, Hindu dan Buddha serta pusat-pusat hiburan di Lembah Klang.
Dalam pernyataannya, Abdul Hamid mengatakan dua warga Malaysia yang ditahan sebelumnya telah menjalani pelatihan di Yogyakarta, pada tahun 2018. Keduanya belajar bagaimana membuat bom dengan triacetone triperoxide.
"Kedua tersangka ditemukan telah melakukan survei di beberapa gereja di Yogyakarta dengan tujuan melancarkan serangan," katanya.
Muhammad Syazani, seorang penjual burger, juga diduga merencanakan serangan bom bunuh diri di rumah-rumah ibadah non-Muslim di Malaysia, kata Abdul Hamid.
Komentar
Posting Komentar