TARAKAN - Puluhan nasabah pada Selasa (9/4) berbondong-bondong mendatangi Bank Central Asia (BCA) untuk melakukan penarikan tunai. Hal tersebut dikarenakan, adanya nasabah yang kehilangan uang di rekening mereka. Muhammad Ali (32), salah seorang nasabah mengaku kaget melihat uang pada rekeningnya berkurang. Ia menceritakan, awalnya ia bermaksud mentransfer uang melalui ATM. Setelah mencoba mentransfer justru gagal karena tidak memiliki cukup saldo. Setelah cek saldo dan aktivitas pengiriman, ia terkejut ternyata mengetahui uangnya senilai Rp 20 juta raib. Laporannya ditransfer ke luar negeri.
“Makanya saya lapor, ternyata pas sampai di bank, ternyata bukan saya saja yang mengalami kehilangan uang,” ujar Ali, kemarin (9/4).
Saat ia mengonfirmasi pihak bank yang berkantor di Jalan Yos Sudarso, terdapat puluhan nasabah lain yang melapor atas kejadian yang sama.
“Banyak orang yang kehilangan uangnya. Bahkan ada ibu-ibu yang marah-marah sambil merekam satu-satu korban lainnya dan minta uangnya dikembalikan,” ucapnya.
Ini merupakan pengalaman pertama sejak mempercayakan jasa bank untuk penyimpanan uang. Walau demikian, Ali menunggu pertanggungjawaban pihak bank.
“Saya sudah cukup lama menyimpan uang di BCA. Saya masih memegang komitmen pihak bank yang meminta waktu 10 hari untuk menyelidiki kasus ini. Tapi kalau temponya sudah lewat dan belum ada pertanggungjawaban, mau tidak mau saya akan menuntut,” jelasnya.
Senada, M. Nurdin (50) korban lainnya menerangkan jika dirinya juga kehilangan uang sebesar Rp 18,06 juta. Hal tersebut ia ketahui saat mengecek langsung saldo tabungan. Ia sangat kecewa atas pelayanan yang tidak menjaga kepercayaan nasabah. Menurutnya bank sekelas BCA seharusnya mampu memberikan keamanan atas uang yang dipercayakan nasabah.
“Bukan masalah nominalnya yah, saya lebih kepada jaminan keamanan banknya. Terus terang saya kecewa kepada BCA, bank yang selama ini saya kenal memiliki pelayanan dan keamanan yang cukup baik. Tapi hari ini (kemarin), saya baru sadar ternyata selama ini keamanan BCA tidak baik,” tuturnya.
Sebagai nasabah setia, Nurdin cukup trauma atas kejadian ini. “Saya sudah tarik semua uang saya, kapok lah sudah menabung di sini. Bukan masalah diganti atau tidaknya uang kita. Tapi, yang saya khawatirkan kejadian ini bisa terulang, saat kita menyimpan uang jumlah besar dan mau menggunakannya saat itu juga. Kan jadi repot. Melapor lagi, menunggu lagi berhari-hari,” ungkapnya.
Konsultan Komunikasi BCA Sophan mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang mendalami hilangnya sejumlah uang puluhan nasabah tersebut. Namun BCA belum dapat memastikan kejadian tersebut merupakan ulah peretas atau tidak.
“Kami dari pihak BCA juga sedang menyelidiki permasalahan ini. Jadi mungkin untuk tahap awal kami belum mengetahui apa penyebabnya. Kalau masalah hacker atau sejenisnya kami belum bisa pastikan,” pungkasnya.
BCA mengharapkan nasabah agar tidak panik. Pihaknya akan bertanggung jawab atas kerugian yang dialami dalam kejadian tersebut. “Kita semua tentu tidak mengharapkan kejadian ini. Tim kami saat ini juga sedang berupaya melakukan penyelidikan dengan melakukan koordinasi bersama pihak kepolisian. Kami menjamin akan bertanggung jawab atas kerugian pada kejadian ini,” terangnya.
PENGAMAT: BARU-BARU INI SITUS KPU
Menanggapi adanya puluhan nasabah BCA di Tarakan yang kehilangan uang di rekening secara tiba-tiba, ahli informasi teknologi Endyk Noviyantono, M.Kom, mengatakan bank saat ini seharusnya sudah memiliki sistem pengamanan yang ketat. Kemudian setiap bank juga memiliki database yang sangat tertutup, sehingga setiap penarikan yang dilakukan oleh para nasabah dipastikan akan terekam.
“Jadi setiap pengambilan yang dilakukan baik di Jawa atau di Kalimantan itu semua terekam,” ungkapnya.
Menurut Endyk, dari kejadian ini ada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan agar kepercayaan masyarakat terhadap bank akan berkurang. Hal tersebut terbukti setelah beberapa waktu lalu adanya isu terkait situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diretas. “Harusnya bank hati-hati karena sebentar lagi Pemilu. Meski hal ini buat kalau diamati tidak masuk akal,” bebernya.
Ia pun menilai saat ini sistem keamanan yang dimiliki bank sudah cukup kuat. ATM misalnya sangat sulit untuk diretas. Namun paling rawan bagi nasabah yang menggunakan e-Banking, kendati juga dilengkapi keamanan khusus. “Jadi kalau misalnya tiba-tiba password diminta dan dicuri itu sudah tidak bisa apa-apa lagi. Pada akhirnya kita sendiri yang lalai dengan IT, lalai dengan password kita,” tuturnya.
Disampaikan pria yang merupakan dosen di STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati ini, masyarakat juga harusnya bisa lebih berhati-hati dengan penggunaan ATM dan e-Banking. Untuk keamanan bank, Endyk menilai saat ini semua bank sudah menggunakan sistem keamanan yang standar internasional. “Mereka punya standar sendiri seperti ISO. Jadi kalau ada kejadian seperti ini harusnya masyarakat ke bank menonaktifkan internet banking, SMS banking ataupun mengganti PIN. Tidak harus ikut-ikutan ambil uang semua, itu salah,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolres Tarakan AKBP Yudhistira Midyahwan saat dikonfirmasi mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui pasti terkait penyebab dari kejadian tersebut. Dirinya meminta masyarakat untuk tetap hati-hati dalam bertransaksi menggunakan ATM, SMS Banking maupun e-Banking. “Ini masyarakat tetap tenang dan tidak menimbulkan gangguan kamtibmas. Pihak bank juga saat ini sedang berupaya melakukan investigasi terhadap kejadian ini,” singkatnya.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kalimantan Utara Hendik Sudaryanto mengatakan BI telah berkoordinasi dengan BCA. “Saat ini bank yang bersangkutan akan meneliti permasalahan tersebut. Bank/kami akan menyampaikan perkembangan lebih lanjut. Selanjutnya, kami berharap masyarakat tetap tenang dan bank akan melakukan langkah-langkah untuk keamanan uang nasabah,” ujar Hendik menenangkan. (*/zac/zar/lim)
Berita
Komentar
Posting Komentar