Petinggi Demokrat Walk Out Setelah Prabowo Salahkan Presiden Sebelum Jokowi

Pebriansyah Ariefana | Fakhri Fuadi Muflih

Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengikuti debat Capres-Cawapres putaran ke-5 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4). Debat terakhir sebelum pemungutan suara pilpres 17 April 2019 mendatang membahas tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri. [Suara.com/Arief Hermawan P]

"Yang dimaksud mungkin presiden California kali," kata Ferdinand ketus.

Suara.com - Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mendadak meninggalkan lokasi debat kelima. Padahal, debat antar Pasangan Calon Presiden (Capres) dan Caloj Wakil Presiden (Cawapres) ini masih berlangsung saat Ferdinand Hutahaean keluar.

Saat berjalan keluar lokasi golden ballroom Hotel Sultan tempat lokasi debat, Ferdinand Hutahaean didatangi wartawan untuk diminta konfirmasinya karena meninggalkan arena debat. Ferdinand Hutahaean mengaku sakit perut dan memilih untuk pulang.

"Saya sakit perut mau pulang dulu," ujar Ferdinand di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2019).


Sebelum meninggalkan lokasi debat, Capres yang ia usung, Prabowo Subianto dalam debatnya mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak salah mengenai kebijakan impor. Namun yang salah justru Presiden sebelum Jokowi.

Saat ditanya, Ferdinand justru menanggapi nyeleneh pernyataan Prabowo itu. 

"Yang dimaksud mungkin presiden California kali," kata Ferdinand ketus.

Untuk diketahui, debat pamungkas Pilpres 2019 ini mengetengahkan tema ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri.

Debat tersebut akan diikuti oleh seluruh peserta pilpres, yakni Capres dan Cawapres nomor urut 1 Jokowi - Maruf Amin dan Capres serta Cawapres nomor undi 2 Prabowo - Sandiaga Uno.

Dua moderator yang ditunjuk KPU untuk memandu debat tersebut ialah jurnalis senior Tomy Ristanto dan jurnalis TvOne Balques Manisang.



Komentar