Sebagai salah satu mitra masyarakat, kepolisian kadang punya cara unik dalam kegiatan berbagi kebahagiaan dengan masyarakat terutama pada mereka yang berekonomi lemah seperti tukang becak dan pengendara sepeda onthel. Seperti kisah berikut.
Dikisahkan. Hari itu, sejumlah anggota kepolisian mulai menghentikan tukang becak yang lewat di depan kantor mereka. Bukan hanya abang becak, beberapa pengendara sepeda onthel pun disetop. Mereka dihentikan satu persatu.
Salah seorang tukang becak, meski sempat menolak dan berusaha menghindar, namun akhirnya mau juga berhenti sejenak. Lalu, sang pimpinan kepolisian itu bertanya apakah yang bersangkutan bawa dompet atau tidak. Kalau bawa dompet, dompet itu diminta dikeluarkan untuk diperiksa isinya.
Ada dompet yang ketika diperiksa ada isinya lembaran uang beberapa ribu rupiah, ada yang hanya berisi KTP tanpa ada uang sepeser pun, bahkan ada yang dompetnya tidak ada isinya sama sekali.
"Maaf, Pak, KTP saya ketinggalan di rumah," kata seorang tukang becak yang ketika diperiksa mengira para polisi itu sedang menggelar razia KTP.
"Tidak apa-apa. Besok-besok lagi KTP-nya dibawa. Dompetnya kosong ya, tidak ada uangnya?" tanya pimpinan polisi ini.
"Kosong pak, dari tadi belum dapat penumpang," jawab tukang becak tersebut dengan nada lirih.
"Karena dompetnya kosong, ini saya isi uang, ya," kata sang pimpinan polisi sembari memasukkan lima lembar uang pecahan lima ribuan yang baru ke dalam dompet milik tulang becak itu. "Ini uang buat panjenengan (Anda, red), semoga bermanfaat."
Pemberian itu sontak disambut gembira oleh tukang becak tersebut. "Alhamdulillah, maturnuwun, Pak. Maturnuwun," kata sang tukang becak sembari melanjutkan mengayuh becaknya untuk mencari penumpang.
Menurut sang pimpinan polisi tersebut, pemberian santunan itu dalam rangka bakti sosial sekaligus memohon doa restu dari mereka, saudara-saudara kita yang kurang ini, agar diberi keselamatan dalam menjalankan tugas-tugas sebagai aparat kepolisian ke depan.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar