Diejek Karena Pakai Ponsel Butut. Tahu Siapa yang Telepon, Semua Temannya Sembah Sujud







Diceritakan. Sarah sudah lulus SMA selama 10 tahun. Dia selalu mengenang kembali masa-masa indah di sekolahnya dulu dan merindukan sahabat-sahabatnya. Tidak ada perbandingan, tidak ada pikiran yang mengganggu hati, yang ada hanyalah belajar, ingin masuk ke universitas bagus dan ingin punya masa depan yang lebih baik.

Hingga suatu hari, Sarah diundang ke acara reuni sekolahannya. Tanpa pikir panjang, ia langsung menyetujuinya. Dia sangat rindu masa-masa sekolah dulu dan juga teman-temannya. Ia ingin bertemu dengan semuanya.

Sesampainya di tempat reuni, Sarah hanya mengenakan pakaian yang ia pakai seperti biasanya. Meski semua yang hadir adalah orang-orang yang sama, tapi rasanya sudah berbeda. Perubahan itu sangat terasa sekali. Tapi, perubahannya tidak hanya seperti itu.

Perbincangan tiap orang jadi soal beli rumah dan mobil mewah. Berapa banyak rumah yang sudah dibeli, berapa banyak mobil yang sudah dibeli. Dan wanita membicarakan soal makeup dan tas mewah.

Sarah pun duduk diam memperhatikan semua perubahan teman-temannya. Hatinya sangat gundah. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Semua temannya melihat ponsel yang dikeluarkan Sarah dan mulai membicarakan ponsel seharga ratusan ribunya.

“Emang masih ada ya yang pake HP butut gitu?”

“kayaknya Sarah dulu kan ga miskin-miskin amat deh, kok sekarang jadi gini?”

“Sarah, kamu kenapa? Kok pake HPnya butut gitu?

“gak cuma HPnya, kalian liat bajunya, gak banget deh!”

Ketika Sarah mendengar perkataan menusuk teman-temannya seperti ini, dia jadi lupa mengangkat telponnya.

Akhirnya, orang di sebelahnya pun mengingatkannya bahwa telponnya sudah berdering cukup lama. Sarah pun langsung dengan cepat mengangkat telponnya dan tanpa sengaja menekan tombol loundspeaker.

Suara orang dari telpon berkata, “Bu Sarah, proposal proyek 3 M sudah saya kirimkan ke email ibu, sudah diterima belum, bu?”

Sarah segera mematikan tombol loudspeaknya dan menjawab, “Saya akan melihatnya nanti, terima kasih.”

Siapa sangka, seluruh teman-temannya di sana langsung tertegun dan memandang Sarah seolah tak percaya dengan apa yang mereka baru saja dengar. Mereka segera mengelilingi Sarah dan menanyakan apa yang dikerjakan Sarah selama ini.

Sampai bertanya bagaimana membangun relasi yang baik dengannya. Sarah pun hanya tersenyum dan tidak menjawab semua pertanyaan temannya. Dia sedang berpikir bahwa teman-temannya kini sudah berubah semua.

Sebenarnya Sarah adalah direktur di perusahaan besar, hanya saja penampilannya sangat polos jadi tidak kelihatan bahwa dia adalah direktur. Dia masih menggunakan ponsel lama karena dia tidak suka dengan smartphone masa kini. Yang penting bisa buat telpon dan mengirim pesan, itu sudah cukup baginya.

Reuni bukanlah ajang untuk pamer kekayaan. Tidak semua orang di dunia ini mendambakan sebuah kekayaan, banyak diantara mereka juga kaya namun tidak setenar mereka, mereka lebih memilih untuk menutup diri mencari kebahagian.

Nah, bagaimana menurut sahabat semua? Bila ada pendapat atau masukan silakan tulis di kolom komentar ya. Jangan lupa berikan like & share juga lalu klik ikuti bila menyukai postingan ini. Terima kasih.

Sumber:

Komentar