Pencarian korban tsunami Banten dan Lampung Selatan masih terus dilakukan hingga Senin (24/12/2018).
Pencarian di Lampung Selatan juga turut melibatkan anjing pelacak atau Unit K9 Ditsabhara Polda Lampung.
Dalam pencarian, Vero, nama anjing pelacak tak mau beranjak pergi dari reruntuhan bangunan yang terkena dampak tsunami.
Dilansir oleh Tribunnews, sekitar 15 menit dilepas dari pawangnya, Vero seketika duduk di atas puing bangunan.
Si pawang mencoba menarik Vero kembali, namun anjing berjenis herder itu tak mau beranjak.
Para relawan yang turut bersama Vero pun langsung mendekat ke lokasi yang diduduki Vero untuk melakukan evakuasi.
Vero pun baru bersedia beranjak setelah relawan memeriksa lokasi yang ia duduki.
Dari lokasi yang diduduki Vero, relawan menemukan 2 jenazah.
Pawang dan pelatih Vero, Brigpol Suprayodi mengatakan anjing pelacak memang diikutkan dari hari pertama pencarian.
Namun, anjing yang diturunkan berbeda dari hari ke hari.
“Jadi kemarin (Minggu) satu, hari ini satu, besok rencana satu lagi. Itu berbeda-beda. Tidak satu anjing yang diturunkan,” kata Suprayogi saat ditemui di lokasi evakuasi, Desa Way Muli, Rajabasa, Lamsel, Senin (24/12/2018).
“Jadi prosesnya, anjing langsung menuju sasaran tempat di mana korban menguarkan bau yang khas. Dan tadi langsung ditemukan dua korban. Kami masih coba mencari lagi, siapa tau masih ada korban yang tertimbun,” papar Suprayogi.
Keberadaan anjing pelacak atau unit K-9 ini memang sangat membantu dalam melaksanakan tugas untuk penyelidikan dan keamanan.
Anjing yang dipilih pun tak sembarangan melainkan harus melalui proses seleksi dan latihan khusus.
Dilansir oleh Kompas.com, anjing yang digunakan untuk melacak korban bencana itu masuk dalam kategori pelacakan kriminal umum.
Anjing tersebut melacak berdasarkan bau badan seseorang.
sumber :
Pencarian di Lampung Selatan juga turut melibatkan anjing pelacak atau Unit K9 Ditsabhara Polda Lampung.
Dalam pencarian, Vero, nama anjing pelacak tak mau beranjak pergi dari reruntuhan bangunan yang terkena dampak tsunami.
Dilansir oleh Tribunnews, sekitar 15 menit dilepas dari pawangnya, Vero seketika duduk di atas puing bangunan.
Si pawang mencoba menarik Vero kembali, namun anjing berjenis herder itu tak mau beranjak.
Para relawan yang turut bersama Vero pun langsung mendekat ke lokasi yang diduduki Vero untuk melakukan evakuasi.
Vero pun baru bersedia beranjak setelah relawan memeriksa lokasi yang ia duduki.
Dari lokasi yang diduduki Vero, relawan menemukan 2 jenazah.
Pawang dan pelatih Vero, Brigpol Suprayodi mengatakan anjing pelacak memang diikutkan dari hari pertama pencarian.
Namun, anjing yang diturunkan berbeda dari hari ke hari.
“Jadi kemarin (Minggu) satu, hari ini satu, besok rencana satu lagi. Itu berbeda-beda. Tidak satu anjing yang diturunkan,” kata Suprayogi saat ditemui di lokasi evakuasi, Desa Way Muli, Rajabasa, Lamsel, Senin (24/12/2018).
“Jadi prosesnya, anjing langsung menuju sasaran tempat di mana korban menguarkan bau yang khas. Dan tadi langsung ditemukan dua korban. Kami masih coba mencari lagi, siapa tau masih ada korban yang tertimbun,” papar Suprayogi.
Keberadaan anjing pelacak atau unit K-9 ini memang sangat membantu dalam melaksanakan tugas untuk penyelidikan dan keamanan.
Anjing yang dipilih pun tak sembarangan melainkan harus melalui proses seleksi dan latihan khusus.
Dilansir oleh Kompas.com, anjing yang digunakan untuk melacak korban bencana itu masuk dalam kategori pelacakan kriminal umum.
Anjing tersebut melacak berdasarkan bau badan seseorang.
sumber :
Komentar
Posting Komentar