dunia ini terus menua dengan beragam kisahnya. Termasuk kisah-kisah menginspirasi yang dapat kita temui melalui orang-orang hebat dan baik di luar sana. Sama seperti kisah pemuda satu ini yang mampu meneteskan air mata bagi kita yang membacanya.
Dialah Akhilesh Kumar, pemuda yang membagikan pengalaman berharganya.
Suatu waktu, Kumar duduk untuk makan malam di Hotel Sabrina di Kerala. Tanpa pikir panjang ia memesan berbagai makanan yang diinginkannya, dan makanan itu satu persatu pun diantar ke mejanya.
Kumar kemudian menyadari adanya sepasang mata kecil yang mengintip melalui jendela, melihat makanan yang disajikan satu persatu di atas mejanya. Tanpa pikir panjang, Kumar pun melambaikan tangannya memanggil sang pemilik mata. Anak itu memunculkan dirinya dengan anak-anak lain yang lebih kecil di sisinya. Kumar memanggil mereka dengan ramah untuk datang ke mejanya. Anak-anak itu pun mendekati Kumar dengan malu-malu.
Kumar bertanya, apa yang diinginkan anak-anak itu, dengan takut-takut mereka menunjuk piring Kumar, maka Kumar pun menyuruh mereka duduk untuk makan semeja dengannya.
Makanan pesanan Kumar, masih terus menerus disajikan ke atas meja. Anak yang lebih kecil tampak tak bisa menahan diri dengan makanan sebanyak itu. Namun, sang kakak dengan bijaksana menahan tangan adiknya dan menyuruhnya mencuci tangan terlebih dahulu.
Setelah mereka mencuci tangan mereka, mereka dengan hampir tak bersuara menghabiskan makanan di piring mereka sampai tandas. Mereka tampak sangat bahagia. Ketika mereka telah selesai, mereka berdiri dan menatap Kumar dengan penuh rasa terima kasih.
Bahkan, lama setelah anak-anak itu berlalu jauh, Kumar tak menyentuh makanan di piringnya. Ia merasa kenyang melihat kebahagiaan mereka, sekaligus trenyuh melihat anak-anak tersebut yang makan dengan lahapnya. Mungkin pertama kalinya ia mensyukuri setiap rezeki yang dimilikinya hingga bisa berbagi dan memberi kebahagiaan bagi orang lain.
Dengan penuh perenungan Kumar akhirnya menghabiskan makanan miliknya. Ia pun berdiri dan meminta tagihan. Ketika melihat tagihan yang disodorkan di mejanya Kumar terkejut luar biasa.
Tidak ada jumlah angka uang pada tagihan, dari makanan yang ia pesan. Justru sebuah tulisan tercoret di sana. Membacanya, seketika air mata Kumar mengalir.
"Kami tidak memiliki mesin kasir yang dapat menghitung berapa tagihan kemanusiaan. Mudah-mudahan hal baik terjadi pada anda," tulis pengelola restoran hotel pada bill yang diberikan kepada Kumar.
saya selalu percaya bahwa kebaikan itu menular. Kisah Kumar sekali lagi membuktikan apa yang saya yakini.
Teruslah berbuat baik, karena kita tak pernah tahu, dari perbuatan yang mana kebaikan itu membesar atau justru kembali kepada diri kita sendiri.
Sumber
Komentar
Posting Komentar